
Kue yang lezat ini diburu oleh
wisatawan ketika ke Jogja, rasa kacang ijonya lumer di mulut. Paling nyoss ketika masih hangat baru matang
dari oven. Seiring dengan berkembangnya inovasi isi bakpia tidak hanya kacang
hijau. Ada juga bakpia dengan isi durian, keju, juga cokelat. Dulu bakpia masih
diperdagangkan eceran dan dikemas dalam besek tanpa label dengan peminat yang
masih terbatas. Kemudian kemasan berubah dengan menggunakan kertas karton yang
disertai label tempelan. Sekitar tahun 1980-an kemasan bakpia pathok menjadi
lebih menarik dan juga memiliki merk dagang sesuai nomor rumah. Bakpia Pathok
25 berarti diproduksi di rumah nomor 25. (lihat di bakpia25.com)
Saat ada kesempatan ke Yogya
beberapa waktu lalu, seperti biasa partner jalan saya, Pak Suami, mengajak beli
bakpia untuk dicemil-cemil sambil jalan. Karena suami saya cukup selektif soal
rasa makanan, saya percayakan urusan memilih nomor bakpia sesuai pengalamannya.
Awalnya dia ragu mau nomor 25 atau satu pilihan lainnya. Akhirnya diputuskan
memilih Bakpia Pathok 25 di Toko Ongkojoyo karena lokasinya paling dekat dengan
tempat menginap dan tentu saja karena pernah memiliki pengalaman beli di sana. Di
toko ini selain membeli oleh-oleh, kita juga bisa melihat proses pembuatan
Bakpia. Pekerjanya dibagi dua, bagian adonan, mengisi isian kacang hijau, dan
membentuknya dilakukan oleh pekerja laki-laki, dan bagian memanggang serta packaging dilakukan oleh perempuan.
Salutnya dengan bisnis pariwisata
di Yogyakarta adalah ada kerjasama yang baik antara pengusaha oleh-oleh dengan
berbagai moda layanan transportasi wisata (travel, shuttle hotel, becak, ojek,
delman). Pada tahun sebelumnya ketika datang ke Toko Ongkojoyo ini kami naik
becak dari hotel, dan tahun ini kami mencoba membawa kendaraan sendiri.
Ternyata ada perbedaan harga yang lumayan drastis yang kita dapatkan. Pada saat
mobil kami parkir, petugas toko yang stand
by di area parkir mempersilakan kami masuk sekaligus memberi kode pada
pramuniaga yang ada di dalam toko. Pada saat memilih apa yang akan dibeli,
suami pamit ke toilet. ada pramuniaga yang melayani, sekaligus bertanya “ke
sini naik apa?” Awalnya saya pikir itu pertanyaan basa-basi ala orang yang baru
pernah kenal, apalagi saya menggendong bayi yang sedang lucu-lucunya jadi
mungkin saja mbak pramuniaga itu kepincut dengan bayi saya.
![]() |
Toko Ongkojoyo (Sumber: Klik!) |
Pramuniaga itu dengan ramah
melayani. Setelah saya jawab naik mobil sama suami, pertanyaan lanjutan keluar
lagi “jadi nyetir sendiri atau diantar dari hotel atau travel?” Saya jawab
nyetir sendiri. Oke tidak ada pertanyaan lanjutan dan langsung menuju kasir.
Saya keluarkan uang untuk membayar dan masih tetap dibantu oleh mbak
pramuniaga. Dan saya masih berpikir, mbak nya baik banget bantuin saya antre.
Setelah selesai transaksi, pramuniaga itu mengajak saya sedikit menjauh dari antrean.
Kemudian ia berbicara pelan-pelan. Duh, jujur saya merasa bersalah karena saya
pikir mbak nya minta uang tip. Ternyata mbak nya dengan pelan menjelaskan “Bu,
karena ibu bawa kendaraan sendiri, ini harga bakpia nya dua puluh lima ribu.
Kalau diantar becak, travel, dokar, harganya jadi tiga puluh lima ribu”. Ohh begitu
mbak... (saya manggut-manggut), dan suami saya yang dari baru muncul langsung
bertanya ke saya. setelah clear dan
mengucapkan terima kasih kepada mbak yang baik hati, kita keluar dari toko
dengan hati riang karena dapat diskon Rp 10.000 per kotak bakpia. Diskon itu
berlaku kelipatan. Jadi kalau kita beli 10 kotak bakpia, diskon yang didapat
adalah RRp 100.000 (lumayan banget).
Tapi jangan salah, bukannya pilih
kasih sama pelanggan lho, melainkan margin Rp 10.000 per kotak bakpia yang
ditambahkan ketika pembeli diantar oleh becak, dokar, atau travel, diberikan
kepada pengemudinya. Dengan kata lain menjadi uang jasa karena telah
mengantarkan pelanggan ke toko tersebut. Jadi tidak heran jika kita naik becak,
misalnya, sopir becaknya akan merekomendasikan dimana tempat membeli oleh-oleh.
Sebab mereka akan memperoleh tip dari transaksi yang dilakukan di toko yang
direkomendasikan.
Kalau mau dapat diskon di Bakpia
Pathok 25, tips nya adalah bawa kendaraan sendiri. Nggak bisa bohong juga sama
pramuniaganya karena dari sejak parkir sudah ada petugas yang mengawal. Keren ya sistemnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERI KOMENTAR