![]() | |
Source: click! |
Diceritakan bahwa sebenarnya
kebanyakan ingatan Riley adalah memori bahagia, namun memori tersebut selalu
diikutii dengan bagian memori lainnya seperti kesedihan, pesimisme, maupun rasa
takut yang mengubah segala sesuatunya menjadi buruk. Dalam kehidupan manusia,
siapa pun mengusahakan suasana yang bahagia serta menyenangkan. Hal tersebut
dapat terwujud dari bagaimana pola pikir dalam otak kita dibentuk dan
dikendalikan. Benar jika dikatakan you
are what you think. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Seluruh tindakan,
kondisi kehidupan, cara berinteraksi dikendalikan oleh pikiran kita.
Pada hakekatnya kehidupan kita
memang telah diikuti oleh berbagai kejadian yang memungkinkan untuk membentuk
siapa diri kita. Dalam film ini, tokoh Riley berubah menjadi murung setelah dia
pindah rumah dari Minnesota ke San Fransisco. Kemurungan dan kesedihan terjadi
karena memori kesedihan mendominasi dan menyentuh memori inti. Riley berpikir
segalanya berubah setelah dia pindah ke San Fransisco. Segala sesuatunya
menjadi tidak menyenangkan, ingatan yang kuat tentang memori di Minesotta
membuat dirinya buyar, konsentrasinya bermain hoki runtuh.
Film ini menarik, sekilas seperti
film animasi hiburan anak-anak pada umumnya. Namun, bagi orang dewasa
sebenarnya film ini adalah penggambaran yang sangat bagus mengenai bagaimana
rumitnya kinerja otak orang dewasa yang dimensinya sudah semakin luas
berdasarkan pengalaman yang pernah dilewati. Memori. Hal menarik lainnya yang
diungkap dalam film ini adalah mengenai bagaiman amimpi diproduksi. Ada mimpi
baik dan mimpi buruk. Stimulus mimpi tersebut berasal dari kejadian yang Riley
alami. Bahkan ternyata pikiran kita berusaha menangkis mimpi buruk. Ketakutan akan
mmebuat kita terbangun dari mimpi.
“Hanya
ketakutan terbesar yang bisa membangunkanmu”
–dialog tokoh Joy-
Pada dasarnya, ketika pikiran
kita mengarah pada kebahagiaan maka tubuh kita akan lebih baik dalam merespon
keadaan yang kita hadapi, begitu juga sebaliknya, keadaan akan lebih sulit
ketika kita sedih dan pesimis. Setiap hal dalam diri kita tersimpan dalam
memori, setiap kejadian dalam hidup kita terekam dalam memori. Ada yang tinggal
dan ada yang terlupa. Pilihan kita sendiri untuk menciptakan memori seperti apa
yang membentuk diri kita.
Tangerang, 28 Januari 2016
23:56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERI KOMENTAR