Untuk
Dhamar,
Di sinilah ketakjubanku atas tujuan penciptaan
manusia menjadi sebuah bukti bagi diriku sendiri. Jadilah kita berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku untuk saling mengenal, dijodohkan dari jenis kita sendiri
dalam kesyukuran dan kebahagiaan. Demikianlah kita yang saling menemukan dengan
kehendak mulia. Kita adalah dua manusia yang akhirnya mendapati jawaban atas
pertanyaan hidup tentang waktu terbaik untuk bertemu. Kita mengambil keputusan
tanpa perlu dipaksakan, kita yakin tanpa tendensi keangkuhan. Aku dan kamu
saling mendapati kesempatan terbaik yang telah dinantikan di sepanjang hidup
kita sebelumnya.
Ingatkah bagaimana kita saling menyapa? Dua
orang asing yang canggung akan bahasanya masing-masing. Kita berkehendak namun
bijak, menyadari bahwa ada yang Maha Membolak-balikkan hati. Lalu waktu membuat
kita akrab dan menjadi dua orang manusia yang saling mengisi, dua manusia yang
saling menguatkan. Parasmu dalam imajiku, suaramu dalam setiap dengarku menjadi
nyata dalam suatu waktu. Kita telah akrab meskipun belum saling menatap, kita
telah saling percaya meskipun interaksi kita sebatas gelombang suara.
Saat itu, kutitipkan diri pada sebuah gerbong
kereta dari Selatan ke Utara. Menuju ke arahmu. Partikel udara Ibu kota lalu
menjadi bagian dari episode pertemuan kita yang pertama. Pertemuan yang menjadi
jalan untuk saling meyakinkan diri, menyelami hati dan jalan pikir masing-masing.
Barangkali saat itu adalah perkenalan kita yang sebenarnya. Kita adalah dua
orang asing yang belum pernah saling bertemu namun memutuskan untuk saling
mengulurkan tangan, kemudian menyatukan hati.
Sebelum bertemu denganmu, aku adalah seorang
pemimpi yang berpetualang dalam imajinasiku sendiri. Mengangankan perjalan
terjauh ke tempat-tempat di berbagai penjuru dunia, memberitakannya, dan
menikmati kebanggaannya. Pada akhirnya aku sadar bahwa perjalanan terjauh
bukanlah soal jarak, bukan tentang kebanggaan mengunjungi tempat-tempat terbaik.
Perjalanan terjauh adalah tentang kebahagiaan yang kita usahakan terus menerus,
kita pupuk di keseharian kita hingga menjadi waktu-waktu yang berkualitas. Kali
ini, versi perjalanan terjauhku adalah menjadi pendampingmu setiap waktu.
Jika bertemunya dua orang yang saling
menyayangi adalah bentuk melengkapi yang saling menghebatkan, maka sesungguhnya
kita tidak memerlukan orang yang sempurna untuk membuat kita menjadi hebat.
Sebab melengkapi adalah mengisi ruang, bukan memaksakan sesuatu yang sudah
penuh. Kita
tahu bahwa waktu-waktu yang kita lewati tidak akan selalu mudah, hari-hari yang
kita jalani tidak akan selalu sesuai dengan harapan. Tetapi dengan bersama kita
akan saling menguatkan dan kita terus menghebatkan.
Pada bilangan usiamu yang ke-27 aku ingin
mengucapkan terima kasih. Terima kasih telah lahir ke dunia, terima kasih telah
hadir, terima kasih telah menepati janji untuk menjalin ikatan suci. Semoga Penggenggam
Hati selalu meluruskan niat kita, selalu menguatkan langkah kita, selalu membaikkan kebersamaan kita. Selamat ulang
tahun kekasihku, mari bersiap-siap untuk kebersamaan yang panjang. Setiap
waktu, di hari-hari berikutnya, di tahun-tahun yang akan datang kita akan
mengenang bagaimana kita bertemu dan bagaimana kita jatuh cinta.
Selamat
Ulang Tahun, Dhamar;
Kota Hujan, 15 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERI KOMENTAR