Makan
siang kali ini dimulai lebih awal, pukul 11.36 WIB. Tidak seperti biasanya,
saya diajak menikmati mie ayam di Taman Kencana oleh sahabat sekaligus rekan
kerja saya bersama dengan “The Cool Man”. Bogor siang ini masih lengang,
perjalanan ke Taman Kencana dari Baranangsiang tidak lebih dari 7 menit.
Setelah parkir cantik di seberang tempat jualan mie ayam, kami memilih tempat
duduk tepat di depan gerobak mie. Oke, tiga mangkuk mie dengan variasi berkuah
dan kering telah datang sesuai pesanan dan kami siap melahapnya.
Setengah
mangkuk mie kami lahap, saya tidak menyadari ternyata ada mobil berplat ibu
kota terparkir tepat di depan punggung saya. Sahabat saya bilang “Ya ampun pas
banget dikit lagi kena”. Saya masih fokus makan mie sampai akhirnya saya
menengok ke belakang dan memang moncong mobil berjarak kurang dari setengah
meter dari tempat saya duduk. Yang membuat saya kaget bukan karena posisi mobil
tapi karena “The Cool Man” langsung berdiri dan menegur orang yang masih duduk
di dalam mobil.
“Maaf
Pak, bisa dimatikan mesin mobilnya? Atau jika mau dinyalakan sebaiknya parkir
di seberang, mengganggu” suaranya sopan menegur. Tidak ada respon dari dalam
mobil. Respon yang saya maksud adalah segera mematikan mesin mobil.
Sekali
menegur, saya melihat beliau duduk kembali kemudian pandangannya mengedar ke
seluruh area di dekat tempat duduknya.
“Mbak,
bisa tolong matikan mesin mobilnya?” Tegurnya lagi pada seorang perempuan yang
saya tebak umurnya sekitar 29 atau 30 tahun.
“Oh
maaf Pak, harus dimatikan ya?” kata si Mbak.
“Kalau
tidak mau dimatikan silakan parkir di seberang, jangan di sini, ini tempat
orang makan.”
Akhirnya
si Mbak memindahkan mobilnya ke tempat parkir seberang. Tidak ada pembicaraan
setelah itu, baik saya, sahabat saya, dan The Cool Man tetap melanjutkan makan
dan menghabiskan mie di mangkuk masing-masing. Setelah selesai dan membayar,
kami kembali ke kantor dengan sedikit obrolan ringan di jalan.
“Saya
sudah pernah menegur orang di tempat itu juga karena dia tidak mematikan
mobilnya ketika ada orang makan” kata The Cool Man.
“Di
tempat yang sama Pak? Langsung mau pindah orangnya?” tanya saya.
“Tidak,
akhirnya saya langsung bayar dan menyisakan mie saya yang masih setengah. Orang
seharusnya tahu bagaimana berinteraksi di tempat umum, bahkan ketika dia
mengendalikan benda mati seperti mobil. Suaranya mengganggu.” Jelasnya.
Mengganggu,
itulah kata kuncinya menurut saya. Sejatinya setiap orang selalu punya versi
kenyamanan menurut dirinya sendiri. Tapi saya sepakat dengan pernyataan The
Cool Man tentang suara deru mesin mobil yang mengganggu selera makan, belum
lagi ada gas yang dikeluarkan dari knalpotnya yang tentu saja tidak sehat.
Sebuah
studi yang dipublikasikan di jurnal Food
Quality and Preference menunjukkan bahwa tingkat kebisingan bisa mengurangi
sensitivitas sehingga membuat rasa makanan menjadi kurang menarik. Para ahli
yakin bahwa deru mesin pesawat menyebabkan penumpang sering meninggalkan
makanan mereka. Peneliti juga menemukan bahwa suara yang menyenangkan dapat
meningkatkan kenikmatan makan di diri seseorang.
Jadi,
matikan mobilmu. Do Respect to Each Other ^^
#Bogor, 03 Januari 2013
Betul, kita jaga perasaan orang lain, demi kenyamanan bersama. Lebih baik matikan mesin mobil saja kan daripada matikan perasaan kepadanya? #apeuh
BalasHapus